Senin, 13 Juni 2011

Reog dan Jathilan se DIY Kumpul di Kaliurang





Berbagai kegiatan untuk meramaikan kembali obyek wisata Kaliurang Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta terus digelar oleh berbagai pihak baik tingkat propinsi maupun kabupaten. Dinas Pariwisata Propinsi DIY kembali akan menggelar event berupa festival reog dan jathilan se DIY pada hari Minggu 19 Juni 2011 mendatang di Tlogo Putri Kaliurang Sleman. Event ini akan diikuti oleh 12 peserta dari kabupaten/ kota se DIY.

Demikian diungkapkan Kepala Dinas Pariwisata Propinsi DIY Tazbir, SH, M.Hum, Senin 13 Juni 2011 melalui saluran telepon. Tazbir menambahkan bahwa maksud dan tujuan dilaksanakannya festival reog dan jathilan se DIY tersebut adalah untuk memperkenalkan dan mempromosikan nilai seni tradisi sebagai salah satu aset budaya, sebagai wahana berekspresi dan berkreasi bagi pelaku seni budaya dan untuk memberikan sajian atraksi kepada wisatawan baik domestik maupun manca negara.

Sedangkan menurut Ketua Panitia Festival Reog dan Jathilan se DIY Moh. Haliem, SH, festival kali ini mengambil tema “Pengembangan kesenian tradisional sebagai aset wisata budaya yang beranjak pada kearifan lokal”. Kali ini panitia menyediakan uang pembinaan sejumlah Rp.20.000.000 dengan perincian Juara I Rp.5.000.000, trophy dan piagam, Juara II Rp.4.000.000, trophy dan piagam, Juara III Rp.3.500.000, trophy dan piagam, Juara Harapan I Rp.3.000.000, trophy dan piagam, Juara Harapan II Rp.2.500.000, trophy dan piagam, dan Juara Harapan III Rp.2.000.000, trophy dan piagam.

Peserta festival berjumlah 12 kelompok yang terdiri atas 6 kelompok reog dan 6 kelompok jathilan. Secara rinci ke 6 kelompok reog adalah Seneng Bareng (Kabupaten Kulon Progo), Bergodo Mudo (Kabupaten Gunungkidul), Langen Budoyo (Kabupaten Bantul), Suroyodo dan Sri Kuncoro (Kabupaten Sleman), dan OMM 114 (Kota Yogyakarta). Sedangkan ke 6 kelompok jathilan meliputi Aryo Penangsang (Kabupaten Kulon Progo), Kusumo Turonggo Mudo (Kabupaten Gunungkidul), Arumsari (Kabupaten Bantul), Kudo Mudo Satrio dan PKJS (Kabupaten Sleman), dan Satrio Mudo Budoyo (Kota Yogyakarta).

Penilaian festival reog dan jathilan tersebut meliputi aspek kesesuaian tema, nilai edukasi, penyajian, kreatifitas, atraksi, harmoni/keselararasan. Adapun juri berasal dari pakar dan praktisi profesional dari Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta dan Dinas Kebudayaan Propinsi DIY.

Secara terpisah Plh. Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sleman Aji Wulantara, SH mengungkapkan bahwa pihaknya mengharapkan berbagai event yang diselenggarakan oleh Dinas Pariwisata Propinsi DIY, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sleman maupun pihak-pihak lain dapat menghidupkan kembali gairah kepariwisataan dikawasan tersebut yang pada gilirannya dapat meningkatkan sektor perekonomian pasca terjadinya erupsi Merapi.

Aji juga mengharapkan segenap warga masyarakat Kaliurang agar meningkatkan gairah dan semangat serta persaingan positif. Disisi lain agar sektor kepariwisataan di Kaliurang lebih kuat lagi diharapkan agar menjalin keterpaduan antara berbagai komunitas yang ada dikawasan tersebut diantaranya pengelola pondok wisata, jasa boga, pedagang asongan, pokdarwis, dsb.-



PRESS RELEASE

DIY's Reog and Jathilan Gather at Kaliurang

Various activities to enliven tourism back Kaliurang Sleman Yogyakarta Special Region continues to be held by various parties, both the provincial and district levels. DIY Provincial Tourism Office will hold the event again in the form of festivals and jathilan reog a DIY on the day next Sunday, June 19, 2011 at Tlogo Princess Kaliurang Sleman. This event will be attended by 12 participants from the districts / cities in DIY.

Thus expressed Head of Tourism DIY Tazbir, SH, M. Hum, Monday, June 13, 2011 via telephone lines. Tazbir added that the intent and purpose of implementation of the festival reog and DIY jathilan se is to introduce and promote the value of traditional arts as a cultural asset, as a vehicle for creative expression and cultural performers and to give offerings of attractions to tourists, both domestic and foreign.

Meanwhile, according to Committee Chairman Reog Festival and DIY Jathilan se Moh. Haliem, SH, this time the festival takes the theme "Development of traditional arts as cultural tourism assets that went on local wisdom." This time the committee to provide money coaching a number of Rp.20.000.000 with details 5.000.000 winner, a trophy and plaque, Champion II Rp.4.000.000, trophy and plaque, Third Place Rp.3.500.000, trophy and plaque, I Runner Rp.3.000.000, trophy and plaque, Runner II Rp.2.500.000, trophy and plaque, and Runner III 2,000,000, trophy and plaque.

Participants festival amounted to 12 groups consisting of 6 groups and 6 groups reog jathilan. In detail into 6 groups reog is Seneng Together (Kabupaten Kulon Progo), Bergodo Mudo (Gunungkidul District), Langen Budoyo (Bantul), Suroyodo and Sri Kuncoro (Sleman District), and OMM 114 (Yogyakarta). While the 6 groups include Aryo Penangsang jathilan (Kulon Progo Regency), Kusumo Turonggo Mudo (Gunungkidul District), ARUMSARI (Bantul), Kudo Mudo Satrio and PKJS (Sleman District), and Satrio Mudo Budoyo (Yogyakarta).

Assessment and jathilan reog festival includes aspects of the theme suitability, educational value, presentation, creativity, attraction, harmony / keselararasan. The jury comes from the experts and professional practitioners from the State University of Yogyakarta (UNY), Institut Seni Indonesia (ISI) in Yogyakarta and Yogyakarta Province Cultural Department.

Separately Plh. Head of Culture and Tourism Aji Wulantara Sleman District, SH revealed that it expects a variety of events organized by the Tourism Office of Yogyakarta Province, Culture and Tourism Office of Sleman Regency as well as other parties to revive tourism in the region such passion that in turn can improve the economic sector after the eruption of Merapi.

Aji also expect all members of society Kaliurang to increase the passion and spirit and positive competition. On the other hand for the tourism sector in Kaliurang stronger longer expected to establish integration between the various communities that exist among managers cabin area of ​​the tourism, catering, hawkers, pokdarwis, etc .-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar